Menulis Buku Digital
Nara Sumber : Dr. OnnoW. Purbo
Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan pemerintah salah satunya adalah kemampuan literasi
digital.
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan,
mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat,
bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi
dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. [1] Literasi digital juga merupakan
kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal. [2]
Digital literasi lebih cenderung pada hal hal yang terkait dengan keterampilan
teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan
lingkungan digital. [3] (https://id.wikipedia.org/)
Media informasi dalam perkembangannya beralih dengan cepat
ke dalam sistem digital. Dewasa ini buku pun dikonversikan dalam bentuk digital
yang dikenal dengan istilah E-Book.
Buku digital bersifat praktis, mudah untuk diakses. Buku digital menjadikan informasi dapat
disebarluaskan dengan cepat dibandingkan dengan buku konvensional. Buku digital
memiliki kesamaan dengan buku biasa, yaitu memberikan informasi yang berupa
teks atau gambar. Yang membedakan diantara keduanya adalah adanya fitur
pencarian dalam buku digital sehingga kita dapat menemukan kata-kata yang
dibutuhkan dengan cepat.
Dr. Ono W. Purbo, mengupas tentang menulis dan membuat
e-Book. Dr. Ono menyampaikan laman link
https://lms.onnocenter.or.id.
Masalah besar dalam menulis adalah pencarian kata-
kata, topik dan jenis buku yang laku
dipasaran. Kita tidak akan bisa menulis kalau tidak membaca.
Saat menulis jangan lupa menggunakan rumus 5W1H (what, where, when, who, why dan how).
Ketiga hal ini bisa didapatkan lewat cara mengobrol, atau
bercakap-cakap dengan orang lain. Katakanlah begini, apa minat mereka,
masyarakat tertarik tentang apa, apalagi jika kita sebagai guru, paling mudah
mencari topik karena setiap hari kita berbicara dengan siswa. Jadi kita bisa
tahu cara penyampaian paling bagus, topik bisa tentang pelajaran atau tentang
pengetahuan umum, namun tentunya harus berbicara dengan masyarakat. Dari
kegiatan tanya jawab, bisa diketahui keinginan atau minat masyarakat itu
seperti apa. Nah, hal-hal sederhana ini bisa dijadikan sebagai buku.
Salah satu teknik sederhana menulis adalah menerjemahkan
dokumen-dokumen berbahasa asing (misalnya buku berbahasa Inggris) dikumpulkan
menjadi satu dokumen, kemudian dijadikan paragraf baru menggunakan bahasa atau
kata-kata sendiri yang lebih enak dibaca dan dipahami. Artinya gabungan
beberapa buku terjemahan bisa dijadikan menjadi sebuah buku baru. Kemudian
buku-buku yang kita gunakan dimasukkan dalam referensi, namun perlu diingat
bukan terjemahan lagi. Ini merupakan salah satu menulis sederhana, tanpa
mengarang kata-kata sendiri.
Sebagai dosen, Pak Onno sering memberikan tugas menulis buku pada mahasiswa, mereka harus bisa menulis buku dengan topik apa yang sedang dikuliahkan. Untuk memudahkan penulisan, maka mereka diberi akses ke perpustakaan digital milik bapak Onno. Dalam digital library tersebut tersedia beragam jenis buku. Salah satu cara interaksi dengan orang banyak adalah menggunakan media sosial, seperti twitter, facebook atau instagram.
Kata Pengantar. Pengantar bisa ditulis oleh lebih dari satu
orang, maksudnya bukan hanya penulis. Bisa kepala sekolah atau tokoh lain yang
dianggap penting.
Daftar Isi
Materi Lengkap (Ditambah folder gambar, jika ada). Kalau
bisa gambar dalam folder tersendiri apalagi gambar original dengan resolusi
besar. Gambar, sebaiknya: hitam putih (jangan color), zoom ke bagian yang
diperlukan.
Tentang Penulis, disarankan buat versi pendek, satu paragraf
tentang diri kita.
Daftar Pustaka
Sinopsis, yaitu kisah tentang penulisan buku, inti buku.
Semua naskah dibuat secara sederhana dalam Ms Word. Sebagai
tambahan informasi bagi penulis, biasanya Penerbit ANDI Offset melakukan layout
sendiri terhadap buku, sementara Elex Media Komputindo, biasanya meminta
penulis untuk layout sendiri supaya mereka tinggal mencetak. Penerbit
menerbitkan buku bukan karena berkualitas, tapi karena bukunya bisa laku
dijual. Jadi, sekali lagi kita harus menulis buku yang bisa laku dijual. Kalau
buku yang kita tulis adalah buku pegangan siswa, penerbit akan senang sekali.
Terutama buku pegangan untuk murid SD karena jaminannya adalah pembelinya
banyak. Dapat dikatakan bahwa topik tulisan adalah penentu laku atau tidak
lakunya buku. Beruntunglah penulis yang menulis buku Sekolah Dasar. Tapi ingat
buku perlu menyesuaikan dengan keputusan Mendikbud. Penerbit paling senang
dengan buku-buku Sekolah Dasar.
Secara umum buku digital / e-book memudahkan proses penyebaran informasi serta
pembelajaran bagi kalangan masyarakat yang menggunakannya. E-book memiliki keunggulan, diantaranya: simpel, bisa disimpan di email, dan juga ramah lingkungan. Sedangkan
kekurangan dari e-book yaitu : tidak bisa dipegang, dan tampilan ukuran huruf
lebih kecil.
Comments
Post a Comment