CARA MENERBITKAN E-BOOK

Menulis Buku Digital

 

Nara Sumber : Dr. OnnoW. Purbo

 Resume Belajar Menulis  , 27 April 2020


Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan pemerintah  salah satunya adalah kemampuan literasi digital.

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. [1] Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal. [2] Digital literasi lebih cenderung pada hal hal yang terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan digital. [3] (https://id.wikipedia.org/)

Media informasi dalam perkembangannya beralih dengan cepat ke dalam sistem digital. Dewasa ini buku pun dikonversikan dalam bentuk digital yang dikenal dengan istilah E-Book.

Buku digital bersifat praktis, mudah untuk diakses.  Buku digital menjadikan informasi dapat disebarluaskan dengan cepat dibandingkan dengan buku konvensional. Buku digital memiliki kesamaan dengan buku biasa, yaitu memberikan informasi yang berupa teks atau gambar. Yang membedakan diantara keduanya adalah adanya fitur pencarian dalam buku digital sehingga kita dapat menemukan kata-kata yang dibutuhkan dengan cepat.

Dr. Ono W. Purbo, mengupas tentang menulis dan membuat e-Book.  Dr. Ono menyampaikan laman link https://lms.onnocenter.or.id.

Masalah besar dalam menulis adalah pencarian kata- kata,  topik dan jenis buku yang laku dipasaran. Kita tidak akan bisa menulis kalau tidak membaca.

Saat menulis jangan lupa menggunakan rumus  5W1H (what, where, when, who, why dan how).

 Bagaimana cara mencari topik supaya buku bisa laku keras? Pertama Memilih topik. Kedua  Mencari tahu keinginan pembaca. Terakhir Mencari tahu minat pembaca.

Ketiga hal ini bisa didapatkan lewat cara mengobrol, atau bercakap-cakap dengan orang lain. Katakanlah begini, apa minat mereka, masyarakat tertarik tentang apa, apalagi jika kita sebagai guru, paling mudah mencari topik karena setiap hari kita berbicara dengan siswa. Jadi kita bisa tahu cara penyampaian paling bagus, topik bisa tentang pelajaran atau tentang pengetahuan umum, namun tentunya harus berbicara dengan masyarakat. Dari kegiatan tanya jawab, bisa diketahui keinginan atau minat masyarakat itu seperti apa. Nah, hal-hal sederhana ini bisa dijadikan sebagai buku.

Salah satu teknik sederhana menulis adalah menerjemahkan dokumen-dokumen berbahasa asing (misalnya buku berbahasa Inggris) dikumpulkan menjadi satu dokumen, kemudian dijadikan paragraf baru menggunakan bahasa atau kata-kata sendiri yang lebih enak dibaca dan dipahami. Artinya gabungan beberapa buku terjemahan bisa dijadikan menjadi sebuah buku baru. Kemudian buku-buku yang kita gunakan dimasukkan dalam referensi, namun perlu diingat bukan terjemahan lagi. Ini merupakan salah satu menulis sederhana, tanpa mengarang kata-kata sendiri.

Sebagai dosen, Pak Onno sering memberikan tugas menulis buku pada mahasiswa, mereka harus bisa menulis buku dengan topik apa yang sedang dikuliahkan. Untuk memudahkan penulisan, maka mereka diberi akses ke perpustakaan digital milik bapak Onno. Dalam digital library tersebut tersedia beragam jenis buku. Salah satu cara interaksi dengan orang banyak adalah menggunakan media sosial, seperti twitter, facebook atau instagram.

 Biasakan mencatat atau membangun kebiasaan mencatat, misalnya mencatat di wiki atau di mana saja. Jadi mencatat apa saja sedikit demi sedikit setiap hari. Dikumpulkan dan nantinya bisa jadi buku. Ini merupakan salah satu kunci yang paling penting dalam menulis. Menyinggung tentang menulis di wiki, memberi manfaat tersendiri. Misalnya kita mencari topik tertentu, maka tinggal ketik di menu Search kemudian Enter, langsung dapat. Jadi menulisnya dalam bentuk elektronik. Selain itu hasil tulisan bisa dibaca semua orang dan mudah dibawa kemana-mana.

 Untuk  menulis ilmiah di jurnal yang  perlu diperhatikan adalah penulisan referensi. Referensi yang berbahasa Indonesia biasanya sulit untuk diterbitkan di jurnal internasional. Oleh karena itu jika ingin jurnalnya bisa dipublikasikan ke tingkat internasional, sebaikanya gunakan referensi berbahasa asing. Kita  bisa menggunakan google scholar, tinggal ketik di web search menu https://scholar.google.com. jika mengalami kesulitan.  Cara memperoleh referensi berkualitas berbahasa asing adalah masuk ke google scholar, masukkan kata kuncinya, akan muncul file-file yang dibutuhkan, tinggal klik kanan dan cite. Namun sebelum itu, perlu membaca abstrak tulisan terlebih dahulu, apakah sesuai dengan paper yang kita butuhkan. Untuk menerbitkan buku,  Penerbit membutuhkan naskah yang harus disiapkan penulis, yaitu:

 Halaman Judul (Tidak perlu desain cover)

Kata Pengantar. Pengantar bisa ditulis oleh lebih dari satu orang, maksudnya bukan hanya penulis. Bisa kepala sekolah atau tokoh lain yang dianggap penting.

Daftar Isi

Materi Lengkap (Ditambah folder gambar, jika ada). Kalau bisa gambar dalam folder tersendiri apalagi gambar original dengan resolusi besar. Gambar, sebaiknya: hitam putih (jangan color), zoom ke bagian yang diperlukan.

Tentang Penulis, disarankan buat versi pendek, satu paragraf tentang diri kita.

Daftar Pustaka

Sinopsis, yaitu kisah tentang penulisan buku, inti buku.

Semua naskah dibuat secara sederhana dalam Ms Word. Sebagai tambahan informasi bagi penulis, biasanya Penerbit ANDI Offset melakukan layout sendiri terhadap buku, sementara Elex Media Komputindo, biasanya meminta penulis untuk layout sendiri supaya mereka tinggal mencetak. Penerbit menerbitkan buku bukan karena berkualitas, tapi karena bukunya bisa laku dijual. Jadi, sekali lagi kita harus menulis buku yang bisa laku dijual. Kalau buku yang kita tulis adalah buku pegangan siswa, penerbit akan senang sekali. Terutama buku pegangan untuk murid SD karena jaminannya adalah pembelinya banyak. Dapat dikatakan bahwa topik tulisan adalah penentu laku atau tidak lakunya buku. Beruntunglah penulis yang menulis buku Sekolah Dasar. Tapi ingat buku perlu menyesuaikan dengan keputusan Mendikbud. Penerbit paling senang dengan buku-buku Sekolah Dasar.

 Berkaitan dengan royalty bagi penulis, penerbit Andi Offset dan Elex Media Komputindo royaltinya 5-10%. Peluang besar sebenarnya ada di guru-guru SD yang jadi penulis, karena murid SD jumlahnya banyak sekali. Artinya, hidup bisa dijamin dari royalty, jika kita sebagai guru SD mau menggunakan kesempatan untuk menghasilnya karya berupa tulisan,

 Untuk mencetak buku digital caranya sederhana, tinggal Save As PDF saja  file wordnya atau Print As PDF. Buku digital bentuknya PDF. Untuk mengubah word ke format PDF ada dua cara yaitu cara offline dan cara on line. Cara offline yaitu proses mengubah word ke format PDF tanpa menggunakan bantuan internet. Sedangkan cara on line yaitu menggunakan bantuan internet. Apabila menggunakan cara on line memungkinkan juga merubah format PDF menjadi word. Cukup sampai di situ sudah jadi buku digital. Selanjutnya diupload ke website atau disebar di  WhatssApp.

 Menulis buku yang bisa laku dijual, tidak harus bukunya bagus. Salah satu pemikat penerbit adalah jumlah follower yang banyak di medsos, karena ini bisa meyakinkan penerbit bahwa pembacanya banyak. Penulisan buku bisa menggunakan Ms Word di Windows atau LibreOffice Writer di Linux.Cover buku berperan banyak dalam penjualan buku. Penerbit ANDI Offset biasanya merancang cover buku. Penulis hanya perlu menyiapkan materi tulisan.

 Buku digital bisa ber-ISBN. ISBN bisa dikeluarkan dari sekolah, tidak hanya dari penerbit. Caranya adalah sekolah request dan mengisi formulir di https://isbn.perpusnas.go.id. Maksudnya adalah sekolah bisa jadi penerbit, tidak harus jadi penerbit sungguhan. Nanti Perpusnas akan mengeluarkan izin agar sekolah mengeluarkan ISBN. Namun, setiap kali akan mengeluarkan ISBN, sekolah  harus mengajukan buku ke ke Perpusnas untuk diberikan ISBN.

 Sementara konten yang memiliki Copyright (Hak Cipta), disarankan jangan sembarangan digunakan karena bisa bermuara ke ranah hukum. Sebaiknya menggunakan konten yang berbasis creative commons license. Creative Commons menyediakan karya kreatif yang tersedia untuk orang lain secara legal agar dapat digunakan kembali dan dibagi secara luas. Konten dengan lisensi Creative Commons  bisa dicek dan digunakan di https://creativecommons.org.

  Kesimpulan

Secara umum buku digital / e-book  memudahkan proses penyebaran informasi serta pembelajaran bagi kalangan masyarakat yang menggunakannya.  E-book memiliki keunggulan, diantaranya:  simpel, bisa disimpan di email,  dan juga ramah lingkungan. Sedangkan kekurangan dari e-book yaitu : tidak bisa dipegang, dan tampilan ukuran huruf lebih kecil.


Comments