Resume :Long Distance Learning

PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Kuliah online ( webex Meeting Conference) bersama narasumber : Indra Charismiadji 

Bapak Indra Charismiadji adalah seorang pengamat dan praktisi di dunia pendidikan yang populer dengan 'Pembelajaran Abad 21'.  Beliau juga merupakan seorang penggagas E-Sabak (Design Pembelajaran Jarak Jauh)


Tema kuliah kali ini membahas tentang fenomena yang sedang terjadi di awal tahun 2020.  Seperti yang kita ketahui, adanya wabah epidemik virus Covid 19 telah membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan keputusan yang berdampak luar biasa bagi dunia pendidikan. Awal bulan Maret adalah saat pertama diberlakukannya sistem pembelajaran di rumah  (Online Learning).  Guru mengajar dari rumah begitupun siswa harus belajar di rumah.  Kondisi ini cukup membuat  Shock guru, siswa juga orang tua. Sebagian guru yang sudah terbiasa menggunakan aplikasi online keetika mengajar di kelas mungkin tidak akan kaget contohnya seperti gur-guru yang ada di kota besar. Tapi bagi teman- teman guru yang ada di daerah terpencil atau guru yang "rada gaptek", hal ini membuat bingung.  Mereka tidak tahu harus bagaimana.  Ini tantangan besar apalagi katanya sistem belajar online akan terus diberlakukan selama wabah Covid 19 masih ada.

Saya sangat bersyukur bisa bergabung dengan kelompok belajar menulis online di bawah asuhan   Om Wijaya.  Di kelas ini saya mendapat banyak pengalaman baru salah satunya adalah mengikuti kuliah  online bersama nara sumber Bapak Indra Charismiadji tentang pembelajaran jarak jauh menggunakan aplikasi Webex. Berikut materi kuliah yang beliau paparkan:


I.  EMPAT PILAR PENDIDIKAN MENURUT UNESCO

Guru harus mengetahui dan memahami serta dapat menerapkan empat pilar pendidikan, yaitu:

1. LEARNING TO KNOW (Belajar untuk Tahu)

     Tujuan belajar adalah untuk mengetahui dan memahami sesuatu. Pemahaman yang bukan hanya didapat dari mendengarkan guru dikelas tetapi juga dari pengalaman siswa di dalam maupun diluar sekolah (lingkunga tempat tinggal)



2. LEARNING TO DO (Belajar untuk Melakukan)

     Belajar  untuk bisa melakukan  merupakan hal penting. Siswa tidak hanya sebatas diberi pengetahuan tetapi juga diberi kesempatan untuk menerapkan atau mempraktekkan pengetahuan tersebut.  Siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi.



3. LEARNING TO BE (Belajar untuk Menjadi sesuatu)

    Setiap insan pembelajar pasti punya cita-cita yang ingin diraih. Kenapa harus belajar, untuk apa belajar, Mau jadi apa setelah lulus nanti.  Disinilah peranan guru dalam memfasilitasi, memotifator dan menjembatani siswa agar bisa sampai tujuan yang mereka cita-citakan.



4. LEARNING TO LIVE TOGETHER (Belajar untuk Hidup bersama)

    Menerapkan Ilmu yang didapat di lingkungan masyarakat adalah tujuan utama. Setiap siswa dibekali dengan ilmu yang sesuai dengan bakat dan minatnya agar nanti bisa berguna bagi masyarakat. Hidup bersama dan bermasyarakat sudah diajarkan sejak SD, belajar bergotong royong, berkelompok dan berbagi dengan teman yang datang dari latar belakang budaya, bahasa , agama atau etnis yang berbeda. Diharapkan mereka bisa menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan baik di kehidupan kelak.

II.  PERAN GURU ABAD 21


Mengikuti perkembangan jaman yang begitu pesat, guru mempunyai peranan penting.  Sekarang bukan jamannya lagi mengajar "What" tapi "How". Proses mengajar harus fokus pada "How to learn"
Guru mestinya mengikuti perkembangan arus anak-anak "Zaman Now". Mereka lebih "melek" IT dari pada gurunya. Guru sebagai motivator dan fasilitator akan semakin ketinggalan jika tidak memahami perkembangan IT dan penggunaannya di media sosial atau dunia internet lainnya.

III. 3I Framework di Dunia Pendidikan

1. Infrastruktur, berkaitan dengan metode pembelajaran. Pengembangan metode pembelajaran 
     semestinya terus dilakukan oleh guru
2. Infrostruktur, berkaitan dengan pusat data yang harus dimiliki setiap sekolah (Website)
3. Infokultur, berkaitan dengan kultur digital yang harus dijadikan pembiasaan di sekolah.

IV.  Kendala yang dihadapi


Pada kenyataannya, Sistem belajar dirumah yang menekankan penggunaan media online mendapat banyak protes dari orang tua siswa yang tidak siap. Mulai dari perangkat elektronik sampai penyediaan kuota internet tidak semua orang tua mampu untuk menyediakan terutama untuk yang tinggal di pinggir kota atau pedesaan dan wilayah terpencil yang jauh dari akses internet. Menurut ku ini adalah tugas pemerintah untuk menyediakan internet bagi rakyat secara merata.  Tapi apa daya virus covid 19 melanda, untuk menjamin rakyat tidak kelaparan saja masih tanda tanya apalagi harus menggratiskan internet.  Semoga virus Covid 19 segera berlalu dan pendidikan Indonesia lebih maju. 
Aamiin. 










Comments