Menceritakan cerita, menggapai emosi pembaca

Kekuatan  STORYTELLING dalam beriklan

Story telling dalam bahasa Indonesia mempunyai arti menceritakan cerita atau mendongeng. Teknik story telling sering digunakan sebagai media promosi terutama di dunia digital dewasa ini. Kenapa story telling banyak digunakan? Berikut pemaparan omBud (Budiman Hakim) dalam rangka mengisi acara menjelang buka puasa (Ngabubu-Read- Ombud ) di grup WA Belajar Menulis. Ini merupakan materi bonus dari Omjay, Host yang baik hati.




CIRI-CIRI SEBUAH STORYTELLING


1. Kekuatannya ada pada cerita. Brand  sering muncul belakangan
2. Kalaupun brand muncul di depan kehadirannya menjadi bagian dari cerita itu sehingga tetap tidak      terlalu terasa bahwa itu adalah iklan
3. Brand terlihat muncul seperti btw tapi sebenernya kehadirannya kuat
4. Brand diperlakukan secara netral dan tidak sebagai hero
5. Nuansa iklannya hampir gak terasa
6. SURPRISENYA TINGGI (menguras emosi) sehingga orang mau nge-share.

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang storytelling, ada baiknya kita memetakan dan mempelajari macam-macam cara orang berjualan yang sering dilakukan orang:

1. ROUGH SELLING
Cara berjualan dengan cara kasar dan menyakiti hati konsumennya.
Misalnya produk MLM. Mereka mengundang orang untuk datang ke suatu tempat cuma ngasih tau bahwa ada prospek bisnis.
Pas kita datang ke rumahnya, ternyata mereka jualan. Cara berjualan seperti ini biasanya membuat orang jadi tidak bersimpati pada brand kita.

2. HARD SELLING
Hard selling adalah cara berjualan dengan cara berteriak-teriak seperti tukang obat. Yang diteriakkan biasanya semua tentang kehebatan dan semua benefit yang ada di brandnya. Cara berjualan seperti ini biasanya sulit untuk dipercaya karena janjinya too good to be true.

3. SOFT SELLING
Cara berjualan secara halus dengan tone and manner yang elegan. Meskipun caranya halus, orang tentu saja tau bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini mungkin menyenangkan calon konsumen tapi karena tau bahwa itu iklan, mereka sering enggan untuk nge-share.

4. COVERT SELLING
Covert Selling adalah cara beriklan dengan cara menyembunyikan brandnya. Orang tidak tau dan tidak merasa bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini biasanya tidak disukai oleh Team Marketing.  Kenapa demikian? Karena mereka merasa apa gunanya bayar mahal-mahal kalo brandnya disembunyikan? Mereka gak tau bahwa covert selling adalah cara yang paling ampuh untuk mendapatkan share...Orang merasa gak keberatan nge-share karea merasa itu bukan iklan.
Contoh covert selling:  https://www.kompasiana.com/budiman_hakim/551ae0a4a33311be20b65a69/hnp-bisa-disembuhkan-tanpa-operasi?page=all


STORYTELLING ADA DI MANA?


Storytelling ada di antara soft selling dan covert selling.  Storytelling ada di irisan antara soft selling dan covert selling. Diharapkan sebuah storytelling, komunikasinya bisa halus dan elegan seperti soft selling tapi juga sekaligus mampu mendapatkan share sebanyak mungkin seperti covert selling.

CONTOH STORYTELLING DALAM TEKS

 PUYUNGHAY SIALAN

Habis benerin NOTE-5 di North bridge PIM saya mampir ke bakmi GM kangen sama Puyunghay yg menurut saya memang nomer satu di dunia. Saya order sepiring nasi goreng dan seporsi Puyunghay.
Sambil menunggu puyunghay tiba saya foto2 nasi goreng sepuasnya. Takut keburu dingin saya makan nasi goreng dikit-dikit sambil nunggu puyunghay. Sialnya sampai nasi goreng habis Puyunghay sialan itu belum juga tiba. Lalu saya pakai jurus pamungkas yg selalu berhasil. Saya panggil waiter lalu saya bilang "Order Puyunghay saya batalkan, saya minta uang kembali"
Lalu saya dengar ribut2 dari arah dapur dan sekejap kemudian Puyunghay sialan itu terhidang.
"Bungkus" kata saya setengah membentak. 2 menit kemudian saya keluar dari resto bakmi GM menenteng bungkus…

Dari cerita di atas, secara tak langsung penulis telah mempromosikan restoran Bakmi GM dalam tulisannya. Ini tentu saja akan sangat menguntungkan bagi Bakmi GM, karena puyunghay mereka terkenal karena rasa nya.

STORYTELLING DALAM BENTUK IMAGE .
Contoh gambar iklan:

Hanya mengandalkan gambar yang bercerita. Gak satu huruf pun di sana kecuali kata-kata dalam sachet. Pengiklan ingin konsumen berimajinasi dan menemukan cerita mereka sendiri dari gambar tersebut.

MEMASARKAN PRODUK ATAU BRAND DI SOCIAL MEDIA.

BRAND adalah apa yang orang CERITAKAN tentang kita. Jadi, apapun bisnis kalian, konsumen harus mempunyai pengalaman unik untuk diCERITAkan pada komunitasnya . Nah, persoalannya adalah bagaimana kalau ternyata produk kita tergolong generik? Setelah dipikir-pikir ternyata brand kita tidak ada bedanya dengan brand kompetitor. Repot juga, kan? Kalau itu yang terjadi maka KITA PERLU MENCIPTAKAN SESUATU sehingga konsumen tetap mempunyai pengalaman yang menarik UNTUK DICERITAKAN. Caranya bagaimana? Hal ini sudah dilakukan oleh perusahaan besar STARBUCK. Setiap kali kita memesan kopi, baristanya akan menanyakan nama pembeli lalu mereka tuliskan di atas cup kopi kita. Nah, masalahnya, Barista tersebut salah menuliskan spellingnya.Starbucks sedang memberi konsumennya bahan untuk diceritakan. Jaman sekarang orang suka update status dan menceritakan tentang Barista Starbuck ini.  Tanpa disadari orang yang terjebak itu telah menjadi brand ambassador gratisan.

Hal yang perlu dicatat bahwa di era digital, orang tidak takut melakukan hal yang cenderung negatif dalam berkomunikasi. Buat mereka mendapat liputan itu jauh lebih penting dari nama baik...

Di Indonesia sendiri banyak orang menggunakan nama yang aneh untuk Brand dagangannya. Seperti SOTO GEBRAK dan SIOMAY PINK. Dua produk ini biasa saja , tapi ada cerita di balik nama itu dan hal ini yang membuat orang penasaran sehingga tertarik untuk membeli.

Digital memang telah melakukan disruption luar biasa. Semua peradaban berubah. Suka gak suka kita harus menerimanya. Misalnya Fadli Zon, Fahri Hamzah dan ocky Gerung. Mereka sengaja menempatkan diri sebagai tokoh antagonis. Karena mereka tau setiap talkshow politik, pasti formatnya sama. Dua kubu diadu untuk berargumentasi.Teman-teman sekalian, sering-sering berselancar di social media. Lalu pelajari segala seluk beluk di sana.

Terakhir, pesan dari omBud: jangan terpengaruh sama konten hoax dan fitnah . Social media itu seperti pisau. Bahaya atau tidaknya tergantung bagaimana kita menggunakannya. Selamat berbuka puasa. Semoga Tuhan makin sayang sama kita. Aamiin.

Comments

Post a Comment